Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 31 Maret 2013

Palopo Rusuh, Palopo Rusuh, Palopo Rusuh


Masyarakat menyesalkan ketidakmampuan aparat kepolisian mencegah eskalasi kerusuhan pascapleno rekapitulasi hasil Pemilihan Walikota Palopo, Minggu (31/3). Insiden yang berbuntut pembakaran di sejumlah gedung perkantoran itu, dinilai sebagai bukti lemahnya kerja-kerja intelijen.

"Seharusnya ini sudah diantisipasi kepolisian. Rupanya, polisi kecolongan, karena intelijen tidak bekerja dengan jeli," ujar Muh Rusli, tokoh masyarakat Palopo, kemarin.
Menurut Rusli, saat pleno rekapitulasi hasil pemilihan walikota dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, sudah tampak gejala yang tidak sehat. "Mulai banyak provokasi, utamanya di sekitar kantor KPU. Mestinya, kalau gejalanya sudah demikian, titik-titik rawan dijaga dengan kekuatan personel yang cukup," ketusnya.

Polisi kecolongan kata Rusli. Massa bergerak sangat terencana. "Saya yakin ini bukan reaksi spontanitas. Ini sudah direncanakan, tapi polisi tidak peka penangkapnya," kata dia.
Pemilihan Walikota Palopo berlangsung dua putaran. Putaran kedua, diikuti dua pasangan calon, masing-masing Haedir Basir-Thamrin Jufri dan Judas Amir-Akhmad Syarifuddin. Pencoblosan digelar Rabu (27/3) lalu. Judas Amir-Akhmad Syarifuddin mengungguli pesaingnya.

Kemudian pada Minggu kemarin, KPU menetapkan Judas dan Akhmad sebagai pemenang.
Inilah yang memicu kemarahan massa.
Setelah rekapitulasi dibacakan, secara spontan muncul aksi di mana-mana. Setelah membakar Kantor DPD II Partai Golkar Palopo, warga terlihat juga sudah membakar Kantor Walikota Palopo.
Api terlihat membesar di bagian utara dan selatan kantor walikota. Massa juga membakar satu unit bus perintis yang terparkir tepat di belakang kantor itu berikut satu unit mobil milik Satpol PP Palopo.
Massa kemudian melempari armada pemadam kebakaran yang mencoba datang untuk memadamkan api. Hingga berita ini diturunkan, bentrokan massa masih terus terlihat. Bahkan tidak hanya berhadapan dengan polisi, sesama pendukung pasangan calon juga tampak sudah berhadap-hadapan.
Beberapa jam sebelumnya Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo yang terletak di Jalan Andi Djemma, telah dikepung ratusan massa pendukung salah satu calon walikota. Akses jalan menuju Kantor KPU Palopo yang sudah ditutup untuk umum, Polisi menutup jalan masuk KPU menggunakan kawat duri.
Sulit menembus KPU, massa yang tadinya berkonsentrasi di depan Bank BNI bergerak menuju Lapangan Pancasila.

Data di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Palopo, menyebutkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 Wita. Setidaknya 6 gedung perkantoran yang terbakar, yakni kantor Partai Golkar, KPUD, kantor kecamatan, balaikota, kantor koran Palopo Pos, dan Panwaslu.
"Awalnya dari kantor Golkar, bersebelahan dengan KPUD. Kantor KPUD ikut terbakar," kata petugas pemadam kebakaran Kota Palopo.
Informasi yang didapatkan, kantor berita Palopo Pos pun ikut dibakar massa dengan menggunakan tabung gas dan bom molotov. "Kantor Palopo Pos dibakar oleh puluhan orang," ujar pegawai Palopo Pos.
Menurut Sudar, sekitar pukul 13.00 Wita ratusan massa berkumpul di kantor Walikota Palopo. Namun sejam kemudian, pihak Palopo Pos mendapatkan teror via menyebutkan kantor berita itu akan dibakar.
"Teman-teman pergi ke polisi dan tentara tetapi semua aparat terkonsentrasi di kantor walikota," terangnya.
Tidak berapa lama setelah kepergian karyawan Palopo Pos untuk meminta pengamanan, puluhan massa tiba-tiba muncul di depan kantor tersebut dan mulai melempari kantor itu.
"Anak-anak kecil bawa tabung gas tiga kilo lalu dibakar. Kami juga dilempari bom molotov," kata Sudar.
Atas peristiwa itu, salah seorang wartawan sempat terperangkap di dalam gedung. Namun berhasil menyelamatkan diri. Lantai satu kantor tersebut habis terbakar, sementara lantai dua hanya sebagian.
"Kondisi saat ini di Palopo masih mencekam. Aparat masih melakukan pengamanan," ucapnya.
Personil Polres Palopo bersama BKO dari Brimob dan TNI yang jumlahnya 700-an personil tidak mampu berbuat banyak akibat jumlah massa yang terus membludak dan anarkis. Satuan Pemadam Kebakaran Kota Palopo juga tidak mampu berbuat maksimal karena massa yang hampir menguasai seluruh ruas jalan. Gedung yang dibakar pun hangus terbakar tanpa penanganan secara maksimal.

Tidak puas dengan membakar Sekretariat Golkar, massa kemudian membakar kantor BKD, kantor keuangan, kantor wali kota, kantor Satpol-PP, ruang pola, dan kantor dishubkominfo Kota Palopo. Bahkan, massa di bagian timur juga ikut membakar Kantor Kecamatan Wara Timur.
“Kami damkar tidak bisa berbuat banyak karena massa terpusat di sejumlah titik. Sehingga, kita juga ikut mencari amannya. Apalagi, jumlah armada kita hanya empat unit. Sedangkan gedung yang terbakar banyak,” tutur Kepala Damkar Kota Palopo, Rahmat ketika ditemui di sela-sela mendapingi jajarannya memadamkan api di Kantor Walikota Palopo.
Kapolres Palopo, AKBP Endang Rasidin mengatakan, kebrutalan masyarakat Kota Palopo diluar prediksi mereka. “Luar biasa sampai kacau seperti ini. Kami hanya mengantisipasi KPU, tapi ternyata massa merusak fasilitas umum dan gedung pemerintahan lainnya,” aku Endang.
Untuk itu, pihaknya mulai mengambil langkah persuasif dengan terus mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak terpancing aksi propokasi. “Kami juga meminta BKO tambahan ke Polda sebanyak 2 SSK atau sebanyak 200-an personil brimob,” sebutnya.
Menurut Endang, pihaknya sangat prihatin dengan kejadian itu. Sebab, massa tidak hanya melempar dan membakar tapi juga menggunakan sejumlah senjata tajam dan senjata api rakitan jenis paporo. “Status Palopo siaga satu. Dalam insiden ini, kami juga sudah mengamankan satu pelaku yang hendak membakar kantor walikota,” tegas Endang.
Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun berdasarkan jumlah gedung dan fasilitas pemerintahan yang dibakar dan dirusak massa, kerugian ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah. “Butuh biaya besar memperbaiki semua kerusakan ini. Yang parah juga, semua berkas pemerintahan habis terbakar,” aku salah seorang PNS pemkot Palopo yang ditemui di Kantor Walikota Palopo, pasca pembakaran kemarin.

Media Telah Netral

Pembakaran dan pengrusakan Harian Fajar Group itu tidak pernah disangka masyarakat. Sebab, keberadaan media selama ini terbilang cukup netral dalam memberitakan jalannya proses pilwali.
“Kenapa mesti Palopo Pos dan Biro Fajar ikut jadi sasaran,” sesal sejumlah warga saat melihat api yang meludeskan lantai satu Kantor Harian Palopo Pos kemarin.
Wakil Pimpinan Harian Palopo Pos, Husain Rasyid yang ditemui mengatakan bahwa massa yang datang jumlahnya sangat banyak. Mayoritas dari mereka merupakan pemuda dengan membawa besin botolan. “Arah massa dari belakang Kuburan Surutanga. Mereka membawa bensin botolan lalu melempari kantor dan membakarnya,” aku Husain.
Jumlah massa yang sangat banyak itu, sebut dia, tidak mampu diantisipasi. Apalagi, tidak ada satupun aparat kepolisian yang turun ke lokasi saat kejadian. “Kami juga sangat menyesalkan kenapa pemadam lambat tiba,” jelasnya.
Menurut Husain, meski kantor mereka dibakar, namun redaksi akan tetap berupaya memenuhi kebutuhan informasi pelanggannya dengan tetap akan menerbitkan edisi Harian Palopo Pos, Senin, 1 April siang ini. “Kami akan koordinasi dengan Harian Fajar Makassar dalam membantu pencetakan,” tandas Husain.

Polda Terus Pantau Situasi Palopo

Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Polisi Endi Sutendi, mengatakan,  bantuan akan dikirim nantinya untuk memback-up Polres Palopo. Namun untuk saat ini belum dilakukan karena Polres Palopo masih menyatakan situasi sudah kondusif.
"Polres Palopo sudah mengamankan situasi dan sampai saat ini belum meminta bantuan pengamanan. Tapi intinya Polda selalu memantau situasi di sana ,"terang Endi.
Lanjut dikatakan Endi, saat ini Kapolres bersama petugas pengamanan sedang ke lokasi pembakaran. Pihaknya belum mengidentifikasi secara keseluruhan berapa jumlah kantor yang dibakar massa.
"Petugas masih melakukan identifikasi," katanya.
Endi membantah, aparat kecolongan. Menurutnya, sebelumnya, aparat telah siap dengan kekuatan personel yang prosedural.
Pengamanan terpadu katanya berjumlah 656 orang yang terdiri Polres Palopo 250 orang, Brimob 200 orang, Dalmas Luwu 35 orang, Dalmas Tator 42 orang, Dalmas Lutra 29 orang, TNI AD 50 orang, Satpol PP 30 orang, serta Pemadam Kebakaran 15 orang dan kesehatan 3 orang
"Awalnya situasi tampak kondusif, namun setelah selesai pleno sekitar pukul 13.00 Wita, tiba-tiba massa mengamuk. Jumlahnya mencapai 500 orang," kata Endi.
Mereka langsung melakukan pelemparan batu dan bom molotov, namun dapat dipukul mundur oleh pasukan Dalmas yang ada. Namun, tiba-tiba kantor KPU tiba-tiba sudah dibakar massa.
"Disusul kantor Walikota Palopo, Kantor Golkar Palopo, Kantor Harian Palopo Pos, Kantor Panwas Palopo dan Kantor Camat Wara Timur Palopo," katanya.
Selain itu, dua kelompok massa juga nyaris bentrok. Beruntung bergerak cepat dan berhasil mencegahnya. (eka-wan/sya/B)




0 komentar:

Posting Komentar